Seorang ikhwan yg berasal dari sebuah provinsi di Sumatra, mempunyai cita-cita yg besar sejak kecil. .Karena hobbinya inilah dia kepengen sekali menjadi dokter. Pasti mulia menurutnya. Selanjutnya kita panggil saja si ikhwan ini dgn sebutan matahari. Matahari seorang anak lelaki yg manis, pintar, suka menolong tak jarang uang jajan nya waktu msh sekolah dulu habis utk bandarin teman nya yg lagi bokek alias kanker, soleh, engga tega’an krn sifatnya ini terkadang dia suka dibodoh-bodohin teman-temannya dan bisa bersosialisasi dgn baik shg matahari punya banyak sekali teman. Awalnya ia adalah seorang anak yg penuh percaya diri namun rasa itu turun drastis ketika ia beranjak remaja dan dewasa krn keadaan ekonomi keluarga yg sangat INDAH sekali. ia anak pertama klw saya tidak salah. Keinginan lulus SPMB di fakultas kedokteran membuatnya sangat rajin belajar walaupun dengan kondisi yg sangat INDAH (tiap hari begadang utk belajar SPMB, pergi kesekolah hanya pas utk ongkos pergi saja trus ongkos pulang minjem sama teman yg bayarnya nunggu ampe ortunya ada uang, sering sekali kalau pulang sekolah belum ada makanan maklumlah orangtuanya buruh tp tak gentar dia melanjutkan belajarnya walaupun perut sudah sangat melilit, dapat ejekan sodara-sodaranya atas cita-citanya yg ingin jd dokter). Kondisi INDAH ini berlangsung hampir tiap hari. Awal pertemuan kami, saya sudah lupa tapi yg jelas entah ada apa yah diwajah saya, krn kemanapun saya pergi pasti aja jd tempat curhatan orang.
Awal masuk kuliah di awali dgn keadaan yg jauh lebih INDAH lagi. Uang bulanan yg dikirim ortu hanya cukup utk ½ bulan saja. Istilah nya klw kita dikirim 800ribu, dia Cuma dikirim 350 ribu. Bisa kebayang kan dikitnya. Yg uang rantangan saja udah 250ribu saat itu. Selama kuliah dia tidak pernah jajan seperti dia tidak pernah merasakan jajan dikantin mulai SMP, SMA hingga kuliah. Jd dia harus meminjam uang ke teman-teman nya utk menutupi biaya 1 bln. Bulan depan di bayar lalu begitu seterusnya. Trus kalau ada kopian bahan kuliah utk bhn ujian dgn total 50 ribu, dia paling sanggup Cuma 10 ribu.Menegemen keuangan yg memang INDAH. Subhanallah, utk ketegaran si ikhwan yg satu ini. Tapi dianya tenang aja gitu. Klw dilihat secara fisik malah seperti orang kaya. Munkin krn dia bersih, ikhlas jalanin hidup dan percaya diri. Kesibukan sbg aktivis dikampus membuat dia makin care dan pinter besosialisasi dgn orang lain. Yg paling berat menurut dia adalah ketika harus pulang kampong bila liburan. Baru pulang bila ortu ada uang utk ongkosnya jd bukan tergantung kpn tggl liburnya. Trus pulang lagi ke kampus klw ortu jg udah ada uang ongkos utk kembali. Sering dia jadinya telat nyampe dan telat masuk kuliah. Tapi dia engga pernah mengeluh. Termasuk mahasiswa yg rajin belajar tapi kurang sukses di IP or IPK. Jelas aja lah, tiap bulan harus mikirin ½ bulan lagi harus minjem sama siapa, trus bahan kuliah yg engga lengkap, engga sanggup beli buku kedokteran apapun, trus uang bayaran mendadak yg sering sekali di kampusnya, hutang orangtua yg sangat menumpuk utk membiayai sekolah matahari dan adik-adiknya. Alhamdulillah. Matahari rada terbantu krn ada perpustakaan, itupun klw buku yg mau dia pinjem tdk lagi dipinjem orang. Dia sulit sekali dpt pinjeman kopian bahan kuliah dari kk letting. Nasib dia selalu keduluan temen yg lain. KEINDAHAN si matahari ini sulit sekali di duga krn allah punya rencana INDAH utk nya. Jadi hal yg begitu gampang nya utk orang lain tp utk si matahari menjadi sangat ribet.
Makin naik tingkat makin besar biaya hidup. Ortu nya sudah tidak bisa berhutang lagi krn hutang yg dulu-dulu saja belum bisa dibayarkan. Sebagai anak pertama dia sangat memikirkan kondisi ini dgn bijak. Tiap malam tak lepas tahajudnya dan setiap senin kamis tak lepas saum sunahnya. Karena dia yakin kalau allah akan membantunya dgn sesuatu hal yg INDAH. Masalah ibadah si matahari, saya banyak dapat curhatan dari temen-temen yg salut sama dia jd bukan dari cerita matahari ke saya.
Makin naik tingkat makin besar biaya hidup. Ortu nya sudah tidak bisa berhutang lagi krn hutang yg dulu-dulu saja belum bisa dibayarkan. Sebagai anak pertama dia sangat memikirkan kondisi ini dgn bijak. Tiap malam tak lepas tahajudnya dan setiap senin kamis tak lepas saum sunahnya. Karena dia yakin kalau allah akan membantunya dgn sesuatu hal yg INDAH. Masalah ibadah si matahari, saya banyak dapat curhatan dari temen-temen yg salut sama dia jd bukan dari cerita matahari ke saya.
Satu kata-kata dia yg sangat terngiang ditelinga saya “lia, terkadang utk kebaikan seseorang. Allah memberikan kita cobaan yg membuat hati kita sangat hancur berkeping-keping, kepala kita merunduk berat dan ingin meledak serta tak sanggup utk menengadah keatas, tak ada apapun yg kita miliki di dunia ini selain allah saja” tapi bila cobaan itu kita lakonin dgn ikhlas mungkin lbh bermanfaat dari sekian banyak ketaatan kita kepada allah. Bahkan cobaan itu yg menyelamatkan kita bagai obat yg diminum utk mengeluarkan penyakit dalam tubuhnya”. Mendengar ucapan itu. Jelas saja saya langsung terpaku diam tak berdaya. Kenapa dia tegar sekali. Alhamdulillah, di semester 6 dia mendapat sebuah pekerjaan di NGO. Tapi tak ada satu orang temannya pun yg tau kecuali saya. Krn kesibukannya jd aktivis membuat dia dikira’in teman-temannya bukan keluar utk pergi bekerja tapi utk nge-aktivis di kampus. Dari uang gajinya matahari bisa membayar semua hutang orang tuanya. Dan dapat sedikit mensejahterakan keluarganya.alhamdulillah…
NOTE:
Saya sangat BERSYUKUR allah selalu memprtemukan saya dgn orang-orang yg punya KISAH INDAH dlm hidupnya. Sehingga saya mjd TIDAK MANJA dalam hidup.
IBROH cerita ini utk kita semua:
Kesuksesan seorang manusia tidak lah bisa hanya dinilai dari IPK saja. Mungkin matahari bukan lah manusia dgn standar IPK tinggi. Tapi yakin lah allah melihat ikhtiarmu teman bukan hasil yg kau dapat. Apakah kau jujur akan nilai yg kau dapat. Bukan sedikit orang dgn IPK biasa-biasa saja tapi sukses. Inagt Kadar kesuksesan bukan hanya dilihat dari intelektual questiona saja tapi lebih dari pada itu emosional question dan spiritual question lbh menentukan. Walaupun ketiga factor tsbt tak dpt dipisahkan satu sama lain nya. Jadi ke inget training ESQ nie!!!!Mungkin matahari tak bernilai bila dilihat dari index prestasi tapi bagi kelurganya dia spt pahlawan, bagi teman-temannya dia spt penyejuk, bagi umat insyaallah dia memberi sumbangsih.. “INGAT & YAKINLAH” tiap kesusahan pasti ada kemudahan bila kita sabar dan ikhlas. Tak ada cobaan yg melebihi kemampuan kita yg diberikan allah, Cuma terkadang kita menyerah sebelum waktunya. Dan tidak menjadi pemenang dalam pertarungan hawa nafsu dunia ini. Semoga kita termasuk orang-orang yg selalu diberi berkah oleh allah utk melewati hari yg berat. Amiin.
Saya sangat BERSYUKUR allah selalu memprtemukan saya dgn orang-orang yg punya KISAH INDAH dlm hidupnya. Sehingga saya mjd TIDAK MANJA dalam hidup.
IBROH cerita ini utk kita semua:
Kesuksesan seorang manusia tidak lah bisa hanya dinilai dari IPK saja. Mungkin matahari bukan lah manusia dgn standar IPK tinggi. Tapi yakin lah allah melihat ikhtiarmu teman bukan hasil yg kau dapat. Apakah kau jujur akan nilai yg kau dapat. Bukan sedikit orang dgn IPK biasa-biasa saja tapi sukses. Inagt Kadar kesuksesan bukan hanya dilihat dari intelektual questiona saja tapi lebih dari pada itu emosional question dan spiritual question lbh menentukan. Walaupun ketiga factor tsbt tak dpt dipisahkan satu sama lain nya. Jadi ke inget training ESQ nie!!!!Mungkin matahari tak bernilai bila dilihat dari index prestasi tapi bagi kelurganya dia spt pahlawan, bagi teman-temannya dia spt penyejuk, bagi umat insyaallah dia memberi sumbangsih.. “INGAT & YAKINLAH” tiap kesusahan pasti ada kemudahan bila kita sabar dan ikhlas. Tak ada cobaan yg melebihi kemampuan kita yg diberikan allah, Cuma terkadang kita menyerah sebelum waktunya. Dan tidak menjadi pemenang dalam pertarungan hawa nafsu dunia ini. Semoga kita termasuk orang-orang yg selalu diberi berkah oleh allah utk melewati hari yg berat. Amiin.
0 komentar:
Posting Komentar